Saturday, 9 November 2013

MENYUBURKAN TANAH DAN TANAMAN DENGAN PISANG



MENYUBURKAN TANAH DAN TANAMAN DENGAN PISANG

Pupuk dengan bahan baku batang pisang ataupun buahnya ternyata sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah. Hasil uji lapangan dari Laboratorium INCON Herbal Indonesia menjelaskan bahwa aneka jenis pupuk dapat diproduksi dari bahan baku tanaman pisang baik dari bonggolnya, pelepah batang/ gedeboknya hingga buahnya. Sebagian temuan tersebut adalah berikut:

Irigasi Mikro Batang Pisang

Dari tanaman pisang, kita dapat menyuburkan tanah dan tanaman. Secara sederhana saja, bilamana kita menanam sayur di sekeliling tanaman pisang maka ketika musim kemarau datang akan menawarkan penderitaan tanaman. Tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Hal itu sebenarnya nggak perlu terjadi kalau kita mau memanfaatkan rumpun tanaman pisang yang dikelilingi tanaman sayuran tersebut. Cukup kita pangkas batang pucuk beberapa tanaman pisang terluar dalam rumpun tersebut, maka air batang pisang akan merembes keluar melalui akar sehingga tanah menjadi basah dan dapat mencukupi kebutuhan air tanaman sayuran yang berada di sekitarnya.
        Batang tanaman pisang yang kita pangkas tidak akan mati melainkan tumbuh kembali. Ketika tanaman sayuran kekurangan air lagi, maka batang pisang tersebut dapat kita pangkas lagi agar airnya kembali ke tanah. Demikian seterusnya.

Kompos Alami Pisang

Batang/ daun tumbuhan pisang sangat cocok untuk dijadikan kompos. Volume gedeboknya yang besar dan jumlah anakannya yang banyak, maka rumpun tanaman pisang dapat secara signifikan memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani.
Potonglah kecil-kecil batang/ pelepah daun pisang serta masukkan ke dalam lubang galian tanah. Timbunlah kemudian dengan tanah tipis-tipis saja asal sudah menutup potongan tersebut. Sirami dengan air yang sudah kita beri gula dan ragi dengan dosis 2 sdm gula, setengah sendok teh ragi. dalam 10 liter air. Biarkan beberapa hari hingga batang dan daun lunak, maka siap untuk ditanami pisang atau tumbuhan yang lain.

Pupuk Cair Batang Pisang

Menanam pisang kluthuk wulung pada saluran masuknya air ke sawah, mampu mengurangi secara drastis kandungan racun/pestisida yang ada dalam aliran air sehingga tidak terserap oleh tanaman pokok yang diusahakan petani. Hasilnya adalah tanaman padi dan beras yang sehat dan menyehatkan siapapun. Keistimewaan lainnya adalah buah pisang kluthuk yang senantiasa berbiji sehingga diduga kuat batang pisang ini kaya akan zat perangsang tumbuh biji. Bagaimana bila difungsikan sebagai pupuk? Akan bagus tentunya. Apalagi bila dipadu dengan batang kangkung yang punya kemampuan tumbuh tanpa harus nempel di tanah.

a.  Cara membuat Pupuk Cair Batang Pisang Kluthuk

1.    Siapkan bahan-bahan yang berupa gula tebu/tetes tebu/madu (1 kg), Batang pisang kluthuk segar dengan daunnya(1 kg) , batang kangkung (1/2  kg), serta tempayan non aluminium (sebaiknya terbuat dari keramik/tanah liat).
2.   Irislah batang pisang menjadi lembut secara hati hati sehingga tidak rusak dan banyak air yang keluar.
3.   Campurkan ¾ gula/tetes tebu/madu dengan irisan kangkung-batang pisang.
4.   Masukkanlah kedalam tempayan dan diatur agar menjadi padat, kemudian masukkan pula sisa gula/tetes/madu secara merata.
5.   Tutup rapat dan simpan ditempat yang sejuk jauh dari sinar matahari selama 2 minggu.

b.  Penggunaan
1.   Sebagai pupuk daun, encerkan larutan tersebut dengan air perbandingan 1 : 1000 (1 sendok makan dengan 10 liter air). Kemudian semprotkan pada daun di pagi hari.
2.   Sebagai pemacu kompos :
Ø Taruhlah “sego liwet” di atas bahan bukan logam, biarkan sampai muncul jamur yang berwarna kekuningan
Ø Taruhlah nasi liwet berjamur tadi kedalam cobek dan kucurilah dengan pupuk cair tersebut diatas hingga “nyemek-nyemek”
Ø Taruhlah cobek tersebut diatas tumpukan dedaunan kering kemudian ditimbun dengan tanah hingga menjadi kompos
Ø Kompos daun fermentasi siap disebarkan diatas lahan dengan nilai nutrisi yang lebih tinggi dibanding kompos konvensional

Pupuk Cair Buah Pisang

Buah pisang banyak mengandung gula sebagai syarat tumbuh dan berkembangnya secara cepat bagi mikroorganisme penyubur tanah. Rasa manisnya telah menunjukkan itu semua.
Secara teoritis, menyebarkan buah pisang raja yang sudah masak ketika upacara ‘wiwitan’, upacara tradisional petani Jogjakarta untuk memanjatkan syukur atas pemberian padi dari Yang Maha Kuasa, dimana ketika itu dilakukan penyebaran buah pisang raja matang ke hamparan tanaman padi yang akan dipanen serta pemetikan beberapa bulir padi yang akan disimpan untuk benih. Pisang yang masak (apalagi pisang raja tahun yang terkenal sangat manis) akan memacu berkembangnya koloni mikroorganisme penyubur tanah di sekitar buah tersebut,  yang kemudian akan merata ke seluruh bagian sawah bersama masuknya aliran air ketika menjelang penanaman bibit baru tanaman berikutnya.
Praktek pembuatan pupuk cair buah pisang tersebut secara praktis adalah sebagai berikut:

Bahan dan alat :

·         Jrigen atau ember lima liter
·         1-5 buah pisang masak ‘kedalon’ (sangat masak)
·         Tujuh genggam pucuk tunas daun gleresede (Glericidia sp) yang masih segar
·         3 liter urine sapi/ kambing/ kerbau/ kelinci.
·         1 genggam cacahan lembut batang pisang
·         air kelapa tua 1 butir
·         seujung jari ragi tape atau 1 sendok teh.

Cara membuat :

1.      Lumatkan seluruh bahan padat dengan blender atau cacah halus dengan pisau yang tajam
2.      Campurlah dengan semua bahan cair dan masukkan ke dalam jrigen hingga semua bahan padat terendam air.
3.      Tutup rapat dan biarkan selama tiga minggu dalam tempat yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. Ketika jrigen menggelembung, kendorkan tutupnya hingga gas yang dihasilkan keluar kemudian dikencangkan lagi (sebaiknya mulut jrigen membelakangi kita agar gas yang keluar tidak terhirup).
4.      Setelah 3 minggu maka pupuk cair sudah siap dipakai sebagai pupuk daun.

Cara penggunaan :

1.   Saringlah pupuk cair yang sudah jadi dan ambil cairannya saja
2.  Gunakan cairan tersebut untuk menyemprot daun tanaman bagian bawah dengan dosis 100 cc cairan pupuk + 10 liter air
3.  Lakukan penyemprotan 7 hari sekali

No comments:

Post a Comment